Pada waktu kunjungan presiden Jorge W. Buss ke
Istana Bogor, lingkungan istana diberlakukan siaga satu, kalau ada yang lewat
di ring 1 berlakukan tembak di tempat. Pada beberapa jam sebelum kunjungan
tiba-tiba ada pedagang dukuh pikul lewat dekat ring satu, dan pedagang dukuh
pikul pun ditangkap.
Prajurit : Bang, anda tidak melihat tulisan
larangan berjualan sekitar sini?
Tukang Dukuh : anu, pak kebetulan saya mau jualan
biasanya disini rame pak, maaf saya tidak melihat rulisan itu.
Prajurit : ”sebagai hukumannya kamu buka celanan.”
Dan prajurit itupun menbuka celananya, kemudian
tukang dukuh disuruh nungging, dimasukanlah dukuh itu ke pantatnya, sebanyak 5
butir.
Tukang dukuh: ”Ampun pak” (nangis, meringis
kesakitan)
Prajurit : ”ya udah sana kmu pergi”.
Beberapa saat kemudian terdengan orang ” lak, salak,
salak” pedagang salak pikul, kontan prajurit itupun memanggil tukang
salak. Pedagang salakpun dihukum sama
dengan tukang dukuh. Salak pertama dimasukan ” aduh pak” rintihan tukang salak,
kedua, ketiga, ke empat dimasukan salak ke pantatnya ” ampun pak sakit”, jerit
tukang salak. ” tenang tinggal satu lagi ” jawab prajurit. Begitu prajurit mau
masukan salak terakhir tiba-tiba tukang salak ketawa terbahak-bahak,
”hahahahaha” kontan prajurit yang menghukumnya kaget keheranan.
Prajurit : ”Heh Tukang salak kok kmu malah ketawa,
bukannya menangis.? Apa kurang banyak?”
Tukang Dukuh : ”Hahahaha, bukannya gitu pak, tuh
liahat ada tukang durian. Pake salak aja saya kesakitan apalagi pake durian,
hahahaha”. Prajurit:@#@$!^&!$$
ENYONGE NGENES SUNG
Istana Bogor, lingkungan istana diberlakukan siaga satu, kalau ada yang lewat
di ring 1 berlakukan tembak di tempat. Pada beberapa jam sebelum kunjungan
tiba-tiba ada pedagang dukuh pikul lewat dekat ring satu, dan pedagang dukuh
pikul pun ditangkap.
Prajurit : Bang, anda tidak melihat tulisan
larangan berjualan sekitar sini?
Tukang Dukuh : anu, pak kebetulan saya mau jualan
biasanya disini rame pak, maaf saya tidak melihat rulisan itu.
Prajurit : ”sebagai hukumannya kamu buka celanan.”
Dan prajurit itupun menbuka celananya, kemudian
tukang dukuh disuruh nungging, dimasukanlah dukuh itu ke pantatnya, sebanyak 5
butir.
Tukang dukuh: ”Ampun pak” (nangis, meringis
kesakitan)
Prajurit : ”ya udah sana kmu pergi”.
Beberapa saat kemudian terdengan orang ” lak, salak,
salak” pedagang salak pikul, kontan prajurit itupun memanggil tukang
salak. Pedagang salakpun dihukum sama
dengan tukang dukuh. Salak pertama dimasukan ” aduh pak” rintihan tukang salak,
kedua, ketiga, ke empat dimasukan salak ke pantatnya ” ampun pak sakit”, jerit
tukang salak. ” tenang tinggal satu lagi ” jawab prajurit. Begitu prajurit mau
masukan salak terakhir tiba-tiba tukang salak ketawa terbahak-bahak,
”hahahahaha” kontan prajurit yang menghukumnya kaget keheranan.
Prajurit : ”Heh Tukang salak kok kmu malah ketawa,
bukannya menangis.? Apa kurang banyak?”
Tukang Dukuh : ”Hahahaha, bukannya gitu pak, tuh
liahat ada tukang durian. Pake salak aja saya kesakitan apalagi pake durian,
hahahaha”. Prajurit:@#@$!^&!$$
ENYONGE NGENES SUNG